WELCOME TO USAHA MANDIRI 87 SINGKAWANG

Thursday 6 November 2014

Marah, Dendam Dan Kasih Sayang

            Marah adalah bara api neraka, yang dengan perantara iblis, hingga pada hati setia manusia. Porsinya antara satu sama lain berbeda, menurut kadar pengetahuan dan kemampuan mereka masing-masing cara untuk menahannya.

            Anggapan yang sangat keliru dan sering dilakukan oleh orang yang sedang marah, bahwa apa yang mereka lakukan adalah merupakan lambang keberanian, kejantanan, kemuliaan, gengsi dan harga diri.

            Pendapat sebagaimana tersebut diatas, adalah pendapat mereka yang bodoh. Tak tahulah dirinya, bahwa akibat marah hilanglah keseimbangan akal dan kontrol. Yang terjadi malahan sikap yang penuh emosional. Diturutilah apa yang menjadi keinginannya demi untuk menuruti kepuasan hatinya, tanpa diimbangi oleh kemauan akal.

            Bila marah itu dilampiaskan lewat lidah, maka lahirlah bentuk ucapan berbisa, yang membekas sepanjang masa, bila dilampiaskan dalam bentuk tindakan dari semua tindakannya, bila keadaan telah menjadi reda, sadar dan sabar kembali, maka yang terjadi hanyalah penyesalan semata. Tetapi apa hendak dikata, sebab semua telah terjadi. Semua nya telah terlanjur, dan ibarat nasi telah menjadi bubur.

            Seorang muslim teladan, ialah mereka yang mau menahan dirinya ketika marah. Ia akan selalu berfikir jauh tentang akibat dan tidak berfikir serta bertindak dalam keadaan sesaat.

            Agar kita memiliki akhlak yang terpuji (mahmudah), perlu kiranya untuk membentengi diri. Rasa benar sendiri dan hanya menuruti kemauan, hanyalah akan membawa dan menggiring kita menuju malapetaka.

            Sebagai bangsa yang membangun, sangat diperlukan insan yang tenang dalam pikiran, konsentrasi pada arah dan tujuan, sehingga apa yang menjadi cita-cita bangsa itu sendiri, tidak akan kandas ditengah perjalanan.

            Perlu disadari, bahwa apapun bentuknya, bila sesuatu dilakukan dalam tindakan yang emosional, maka ia akan berakibat fatal bagi suksesnya sesuatu Cita-Cita.

Antara Dendam dan Pemaaf

            Bila marah seseorang terpaksa harus ditahan, maka sulitlah untuk sembuh dalam waktu sekejap, ia kembali kedalam dan tertahan dihati, lalu akan menjadi dendam.

            Arti Dendam adalah dalam hati terasa berat, marah, dan larilah hati dari orang yang didendami. Demikian terjadi terus menerus, hingga masalahnya menjadi berlarut-larut.
Nabi Muhammad SAW Bersabda           :

(Al mu'minu laisa bi hu quudin)
Artinya  : "Jiwa orang mukmin itu bukan Pendendam"

            Karena itu, dendam adalah buah dari marah, dan dari itu membuahkan delapan hal antara lain sebagai berikut       :

  • Dengki, yaitu bila dirimu karena terbawa oleh dendam bercita-cita atau berkeinginan hilangnya nikmat pada seseorang yang engkau dendam kepadanya. Dirimu akan merasa sedih bila nikmat itu diperoleh oleh orang yang engkau dendamkan, sebaliknya engkau merasa gembira, bila dirinya terkena musibah, Perbuatan semacam ini termasuk tingkah laku orang-orang Munafik.
  • Bahwa anda menambahkan penyembunyian dengki dalam batin. anda merasa gembira dengan bahaya yang menimpa pada orang yang anda dendami.
  • Bahwa anda tidak berbicara dan menegur dengan orang yang anda dendami. Anda telah memutuskan sillaturrahmi dengan dia, sekalipun ia meminta maaf dan datang kepada anda.
  • Yaitu kurang dari sikap tersebut, anda berpaling dari muka orang itu, untuk menghinakannya.
  • Anda senantiasa menyebut-nyebut tentang orang itu, dengan yang tidak halal, dari kedustaan, umpatan, membuka rahasia, merusak yang harus ditutup dan lain-lain
  • Anda menirukan gerak dan tingkah lakunya dengan motif mengejek dan menghina.
  • Menyakitinya dengan memukul dan dengan apa yang menyakitkan badannya.
  • Anda akan melarang dia dari haknya, yaitu : pembayaran hutang atau sillaturrahmi atau menolak kezaliman. Semua itu Hukumnya Haram.

            Derajat dendam yang paling kurang adalah anda menjaga diri dari kedelapan bahaya tersebut, dengan sebab dendam itu, maka tidak anda lahirkan dalam tingkah laku dan perbuatan.

Pemaaf


            Yang dimaksud dengan memberi maaf ialah bahwa ia berhak atas suatu hak, lalu hak tersebut dihilangkannya dan dilepaskan dari orang yang harus menunaikan hak tersebut, seperti qishas atau denda.

No comments:

Post a Comment